RATIONAL EMOTION THERAPY
Tokohnya Albert Ellis (1913-2007). Pada tahun 1979, Eliis
menekankan pemikiran, perhitungan, pemilihan, penganalisisan dan tindakan.
Pendekatan terapi ini mengandaikan bahawapemikiran, emosi dan tingkah
lakuberinteraksi dan mempunyai kesan
kepada perhubungan. Ellis memandang
bahwa manusia itu bersifat rasional dan juga irasional. Orang berperilaku dalam
cara-cara tertentu karena ia percaya bahwa ia harus bertindak dalam cara itu.
Orang mempunyai derajat yang tinggi dalam sugestibilitas dan emosionalitas yang
negatif seperti kecemasan, rasa berdosa, permusuhan, dan sebagainya.
Masalah-masalah emosional terletak dalam berpikir yang tidak logis. Dengan
mengoptimalkan kekuatan intelektualnya, seseorang dapat membebaskan dirinya
dari gangguan emosional. Para penganut teori RET percaya bahwa tidak ada orang
yang disalahkan dalam segala sesuatu yang dilakukannya, tetapi setiap orang
bertanggungjawab akan semua perilakunya.
Unsur
pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berpikir dan emosi bukan dua
proses yang terpisah: pikiran dan emosi merupakan dua hal yang saling
bertumpangtindih dalam prakteknya kedua hal itu saling berkaitan. Emosi
disebabkan dan dikendalikan oleh pikiran. Emosi adalah pikiran yang dialihkan
dan diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intristik.
Pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi orang tersebut, dan merasakan
sesuatu dalam situasi tertentu dapat menjadi pemikiran seseorang. Atau dengan
kata lain, pikiran mempengaruhi emosi dan sebaliknya emosi mempengaruhi
pikiran.
Terapi ini menekankan emosi yang dihasilkan
olehpemikiran manusia itu sendiri. Dengan gangguan emosi sebagai aktif daripada kesalahan
seseorang itu dan idea-idea yang tidak logik tentang situasi tertentu dan
mengatakan bahawa sifat ‘ menyalahkan ’itu adalah tonggak bagi gangguan emosi.
Untuk mengubati gangguan ini, seseorangharus berhenti
daripada menyalahkan dirisendiri mahupun orang lain. Sebaliknya diasanggup
menerima dirinya daripadamenyesali dan mengutuknya.
Pandangan yang penting dari teori ini adalah
konsep bahwa banyak perilaku emosional individu yang berpangkal pada “selftalk”
atau “omong diri” atau internalisasi kalimat-kalimat yaitu orang yang
menyatakan kepada dirinya sendiri tentang pikiran dan emosi yang bersifat
negatif. Adanya orang-orang seperti itu adalah karena :
1. terlalu
bodoh untuk berpikir secara jelas
2. orangnya cerdas tetapi tidak tahu bagaimana
berpikr secara cerdas dan jelas dalam hubungannya dengan keadaan emosi
3. orangnya cerdas dan cukup bepengatahuan tetapi
terlalu neurotik untuk menggunakan kecerdasan dan pengetahuan secara memadai
Tujuan
Tujuan
utama konseling rasional-emotif adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan
serta pandangan-pandangan klien yang
irasional dan tidak logis menjadi rasional dan
logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan self-actualization-nya
seoptimal mungkin melalui perilaku kognitif dan afektif yang positif.
2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti:
rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa
marah. Sebagai konseling dari cara berfikir keyakinan yang keliru berusaha
menghilangkan dengan jalan melatih dan mengajar klien untuk menghadapi
kenyataan-kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan
nilai-nilai dan kemampuan diri sendiri.
Secara lebih khusus Ellis menyebutkan bahwa dengan terapi rasional-emotif
akan tercapai pribadi yang ditandai dengan:
√
Minat kepada diri sendiri
√
Minat sosial
√
Pengarahan diri
√
Toleransi terhadap pihak lain
√
Fleksibelitas
√
Menerima ketidakpastian
√
Komitmen
terhadap sesuatu di luar dirinya
√
Berpikir ilmiah
√
Penerimaan diri
√
Berani mengambil risiko
√
Menerima
kenyataan
Karakterisitik
a. Aktif-direktif: bahwa dalam hubungan konseling, terapis/ konselor lebih aktif
membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.
b. Kognitif-eksperiensial: bahwa hubungan yang dibentuk harus berfokus pada aspek kognitif dari
klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
c. Emotif-eksperiensial: bahwa hubungan yang dibentuk juga harus melihat aspek emotif klien
dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar
akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
d. Behavioristik: bahwa hubungan yang dibentuk harus menyentuh dan mendorong terjadinya
perubahan perilaku dalam diri klien.
e. Kondisional:
bahwa hubungan dalam RET dilakukan dengan membuat kondisi-kondisi tertentu
terhadap klien melalui berbagai teknik kondisioning untuk mencapai tujuan
terapi konseling
Proses Konseling
Tugas konselor adalah membantu
individu yang tidak bahagia dan menghadapi hambatan, untuk menunjukkan bahwa :
a. kesulitannya
disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak logis
b. usaha
memperbaikinya adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan
Konselor yang efektif akan membantu klien
untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku yang tidak logis. Tujuan utama
terapi rasional-emotif adalah menunjukkan kepada klien bahwa verbalisasi diri
mereka merupakan sumber gangguan emosionalnya. Kemudian membantu klien agar
memperbaiki cara berpikir, merasa, dan berperilaku, sehingga ia tidak lagi
mengalami gangguan emosional di masa yang akan datang.
Teknik-teknik
Emotif (afektif)
a. Assertive
Training,
yaitu teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien
untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang
diinginkan.
b. Sosiodrama, yang
digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan
(perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang didramatisasikan
sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri
secara lisan, tulisan, ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
c. Self Modeling, yakni teknik yang
digunakan untuk meminta klien agar “berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengan
konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
d. Imitasi, yakni teknik
yang digunakan di mana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus suatu
model perilaku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan perilakunya
sendiri yang negatif.
Kelebihan
1. Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien.
Dengan itu perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
2. Kaedah pemikiran logik yang diajarkan kepadaklien
dapat digunakan dalam menghadapi gejala yang lain.
3. Klien merasakan diri mereka
mempunya ikeupayaan intelektual dan kemajuan dari
cara berfikir.
Kelemahan
1. Ada klien yang boleh ditolong melalui analisalogik dan falsafah,
tetapi ada pula yang tidak begitu geliga otaknya untuk dibantu dengan cara yang
sedemikian yang berasaskan kepada logika.
2. Ada setengah klien yang begitu terpisah dari realiti
sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
3. Ada juga klien yang terlalu berprasangka terhadap
logik, sehingga sukar untuk mereka menerima analisa logik.
4. Ada juga setengah klien yang
memang sukamengalami gangguan emosi dan bergantung
kepadanya di dalam hidupnya, dan
tidak mau membuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.
Sumber :
http://id.scribd.com/doc/25089215/Terapi-Rasional-Emotif
oleh Jnywong.
file.upi.edu/.../rational.../konseling.guz.pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar