Jumat, 19 April 2013

RET



RATIONAL EMOTION  THERAPY
Tokohnya Albert Ellis (1913-2007). Pada tahun 1979, Eliis menekankan pemikiran, perhitungan, pemilihan, penganalisisan dan tindakan. Pendekatan terapi ini mengandaikan bahawapemikiran, emosi dan tingkah lakuberinteraksi dan mempunyai kesan kepada perhubungan.  Ellis memandang bahwa manusia itu bersifat rasional dan juga irasional. Orang berperilaku dalam cara-cara tertentu karena ia percaya bahwa ia harus bertindak dalam cara itu. Orang mempunyai derajat yang tinggi dalam sugestibilitas dan emosionalitas yang negatif seperti kecemasan, rasa berdosa, permusuhan, dan sebagainya. Masalah-masalah emosional terletak dalam berpikir yang tidak logis. Dengan mengoptimalkan kekuatan intelektualnya, seseorang dapat membebaskan dirinya dari gangguan emosional. Para penganut teori RET percaya bahwa tidak ada orang yang disalahkan dalam segala sesuatu yang dilakukannya, tetapi setiap orang bertanggungjawab akan semua perilakunya.
Unsur pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berpikir dan emosi bukan dua proses yang terpisah: pikiran dan emosi merupakan dua hal yang saling bertumpangtindih dalam prakteknya kedua hal itu saling berkaitan. Emosi disebabkan dan dikendalikan oleh pikiran. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intristik. Pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi orang tersebut, dan merasakan sesuatu dalam situasi tertentu dapat menjadi pemikiran seseorang. Atau dengan kata lain, pikiran mempengaruhi emosi dan sebaliknya emosi mempengaruhi pikiran.
Terapi ini menekankan emosi yang dihasilkan olehpemikiran manusia itu sendiri. Dengan gangguan emosi sebagai aktif daripada kesalahan seseorang itu dan idea-idea yang tidak logik tentang situasi tertentu dan mengatakan bahawa sifat ‘ menyalahkan ’itu adalah tonggak bagi gangguan emosi. Untuk mengubati gangguan ini, seseorangharus berhenti daripada menyalahkan dirisendiri mahupun orang lain. Sebaliknya diasanggup menerima dirinya daripadamenyesali dan mengutuknya.
Pandangan yang penting dari teori ini adalah konsep bahwa banyak perilaku emosional individu yang berpangkal pada “selftalk” atau “omong diri” atau internalisasi kalimat-kalimat yaitu orang yang menyatakan kepada dirinya sendiri tentang pikiran dan emosi yang bersifat negatif. Adanya orang-orang seperti itu adalah karena :
1.   terlalu bodoh untuk berpikir secara jelas
2.   orangnya cerdas tetapi tidak tahu bagaimana berpikr secara cerdas dan jelas dalam hubungannya dengan keadaan emosi
3.  orangnya cerdas dan cukup bepengatahuan tetapi terlalu neurotik untuk menggunakan kecerdasan dan pengetahuan secara memadai
Tujuan
Tujuan utama konseling rasional-emotif adalah sebagai berikut :
1.  Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta   pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan  logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan self-actualization-nya seoptimal mungkin melalui perilaku kognitif dan afektif yang positif.
2.  Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti: rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa marah. Sebagai konseling dari cara berfikir keyakinan yang keliru berusaha menghilangkan dengan jalan melatih dan mengajar klien untuk menghadapi kenyataan-kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan nilai-nilai dan kemampuan diri sendiri.
Secara lebih khusus Ellis menyebutkan bahwa dengan terapi rasional-emotif akan tercapai pribadi yang ditandai dengan:
        Minat kepada diri sendiri
        Minat sosial
        Pengarahan diri
        Toleransi terhadap pihak lain
        Fleksibelitas
        Menerima ketidakpastian
        Komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya
        Berpikir ilmiah
        Penerimaan diri
        Berani mengambil risiko
        Menerima kenyataan
Karakterisitik
a.  Aktif-direktif: bahwa dalam hubungan konseling, terapis/ konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.
b.  Kognitif-eksperiensial: bahwa hubungan yang dibentuk harus berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
c.  Emotif-eksperiensial: bahwa hubungan yang dibentuk juga harus melihat aspek emotif klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
d.  Behavioristik: bahwa hubungan yang dibentuk harus menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan perilaku dalam diri klien.
e.   Kondisional: bahwa hubungan dalam RET dilakukan dengan membuat kondisi-kondisi tertentu terhadap klien melalui berbagai teknik kondisioning untuk mencapai tujuan terapi konseling
Proses Konseling
        Tugas konselor adalah membantu individu yang tidak bahagia dan menghadapi hambatan, untuk menunjukkan bahwa :
a.    kesulitannya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak logis
b.   usaha memperbaikinya adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan
Konselor yang efektif akan membantu klien untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku yang tidak logis. Tujuan utama terapi rasional-emotif adalah menunjukkan kepada klien bahwa verbalisasi diri mereka merupakan sumber gangguan emosionalnya. Kemudian membantu klien agar memperbaiki cara berpikir, merasa, dan berperilaku, sehingga ia tidak lagi mengalami gangguan emosional di masa yang akan datang.
Teknik-teknik Emotif (afektif)
a.   Assertive Training, yaitu teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
b.   Sosiodrama, yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang didramatisasikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan, ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
c.  Self Modeling, yakni teknik yang digunakan untuk meminta klien agar “berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
d.  Imitasi, yakni teknik yang digunakan di mana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan perilakunya sendiri yang negatif.
Kelebihan
1.   Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan itu perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
2.  Kaedah pemikiran logik yang diajarkan kepadaklien dapat digunakan dalam menghadapi gejala yang lain.
3.   Klien merasakan diri mereka mempunya ikeupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berfikir.
Kelemahan
1.   Ada klien yang boleh ditolong melalui analisalogik dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu geliga otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
2.  Ada setengah klien yang begitu terpisah dari realiti sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
3.  Ada juga klien yang terlalu berprasangka terhadap logik, sehingga sukar untuk mereka menerima analisa logik.
4.  Ada juga setengah klien yang memang sukamengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya di dalam hidupnya, dan tidak mau membuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.

Sumber  :
http://id.scribd.com/doc/25089215/Terapi-Rasional-Emotif oleh Jnywong.
file.upi.edu/.../rational.../konseling.guz.pdf.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar