NAMA : FIONA
CHANDRADEWI
KELAS : 3PA01
NPM : 12510789
Pengertian dan
Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya Serta Menjelaskan Hubungan Antara Psikologi
Lintas Budaya Dengan Disiplin Ilmu Yang Lain
Pengertian
Psikologi Lintas Budaya
Psikologi Lintas Budaya merupakan
cabang ilmu psikologi yang mempelajari mengenai berbagai macam kebudayaan dari
masing-masing suku bangsa serta kelompok etnis.
Menurut Segall, Dasen dan
Poortinga : psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan
penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Menurut Brislin, Lonner dan
Thorndike : psikologi lintas budaya adalah kajian empiris mengenai anggota
berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman yang dapat
membawa ke arah perbedaan perilaku. Psikologi lintas budaya berkutat dengan
kajian sistematis mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu
terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.
Tujuan
Psikologi Lintas Budaya
Dapat mengetahui persamaan dan
perbedaan masing-masing kebudayaan dari berbagai macam etnik dan asalnya.
Ruang
Lingkup Psikologi Lintas Budaya
Mempelajari peran budaya terhadap
perilaku, pikiran dan juga emosi
Hubungan
Psikologi Lintas Budaya dengan ilmu lainnya
A. Hubungan Psikologi Lintas
Budaya dengan Sosiologi
Dalam ilmu sosiologi ada istilah akulturasi, akulturasi
merupakan proses dimana suatu kelompok manusia suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian
rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat-laun diterima dan
dapat diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu
bagaimana kelompok manusia yang dihadapkan oleh kebudayaan lain yang
dapat mengendalikan budaya asing yang masuk sehingga budayanya sendiri
tidak akan hilang. Unsur-unsur budaya asing yang diterima, tentunya terlebih dahulu
mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidak asli lagi seperti semula.
Misalnya sistem pendidikan di Indonesia untuk sebagian besar diambil dari
unsur-unsur barat, akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa,
sehingga merupakan kebudayaan sendiri.
B. Psikologi Lintas Budaya dengan Kepribadian
Kepribadian merupakan konsep dasar
psikologi yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Kepribadian mempengaruhi
dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir dan perilaku manusia, serta
bertindak sebagi aspek fundamental dari setiap individu yang tak lepas dari
konsep kemanusiaan yang lebih nesar, yaitu budaya sebagai konstuk
sosial.Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi yang terdiri
atas faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis sebagaimana digambarkan
oleh bagan di bawah ini: Hal pertama yang menjadi perhatian dalam studi lintas
budaya dan kepribadian adalah perbedaan diantara keberagaman budaya dalam
memberi definisi kepribadian. Dalam literature-literatur Amerika umumnya
kepribadian dipertimbangkan sebagai perilaku, kognitif dan predisposisi yang
relatif abadi. Definisi lain menyatakan bahwa kepribadian adalah serangkaian
karakteristik pemikiran, perasaan dan perilaku yang berbeda antara individu dan
cenderung konsisten dalam setiap waktu dan kondisi. Ada dua aspek dalam definisi ini, yaitu
kekhususan (distinctiveness) dan stablilitas serta konsistensi (stability and
consistency). Semua definisi di atas menggambarkan bahwa kepribadian didasarkan
pada stabilitas dan konsistensi di setiap konteks, situasi dan interaksi.
Definisi tersebut diyakini dalam tradisi panjang oleh para psikolog Amerika dan
Eropa yang sudah barang tentu mempengaruhi kerja ataupun penelitian mereka.
Semua teori mulai dari psikoanalisa Freud, behavioral approach Skinner, hingga
humanistic Maslow-Rogers meyakini bahwa kepribadian berlaku konsistan dan
konsep-konsep mereka berlaku universal. Dalam budaya timur, asumsi stabilitas
kepribadian sangatlah sulit diterima. Budaya timur melihat bahwa kepribadian
adalah kontekstual (contextualization). Kepribadian bersifat lentur yang
menyesuaikan dengan budaya dimana individu berada. Kepribadian cenderung
berubah, menyesuaikan dengan konteks dan situasi.
Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan ilmu yang lain
A. Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi
Psikologi Lintas Budaya dan Antropologi sebenarnya adalah ilmu yang
sama-sama mempelajari mengenai suatu kebudayaan. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lebih kompleks serta mempelajari kebudayaan secara detail yang mencakup
7 unsur menurut Koentjaraningrat, yaitu : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan
organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata
pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang nantinya
akan membentuk budaya secara keseluruhan.
B. Psikologi Lintas Budaya dengan
Psikologi Indigenous
Psikologi Indigenous memiliki
sifat yang dinamis. Sifat dinamis berarti akan terus bergerak seiring dengan
peradaban serta perubahan-perubahan dari jaman ke jaman dan juga kultur manusia
yang ada didalamnya. Indigenous itu sendiri menitikberatkan kepada tingkah laku
asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat yang berasal dari luar tetapi
menetap di Indonesia. Jadi arti dari psikologi indigenous adalah proses
percampuran dari psikologi setempat dengan psikologi luar. Dan hubungannya
dengan psikologi lintas budaya adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat
serta menambah ragam budaya yang ada di Indonesia.
C. Psikologi Lintas Budaya dengan
Psikologi Budaya
Menurut Berry dan
Dassen (1974) disebut "tujuan membawa dan menguji". Jadi intinya
bahwa psikolog berusaha membawa hipostesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya
lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain. Selain
itu tujuannya adalah menjelajahi budaya lain untuk menemukan variasi
psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang
terbatas. Jadi inti dari tujuan psikologi lintas budaya adalah mencari
perbedaan serta persamaan fungsi secara psikologis dalam berbagai budaya.
Artikel
Perbedaan setiap manusia itu
adalah nyata. Mulai dari gaya bicara, mode pakaian, latar belakang,dll. Dalam
psikologi itu dinamakan individual differences. Apalagi di Indonesia ini yang
memiliki agama, budaya, suku, ras, keadaan social yang berbeda-beda. Jika
dikaitkan dengan kegiatan industri atau organisasi, maka menyatukan visi misi
dan tujuan organisasi itu sendiri yang harus diutamakan. Menyatukan pemahaman
dan pandangan, bekerja sama dan berkarya dari latar belakang yang berbeda, hal
inilah yang harus dilakukan oleh para pemimpin untuk bisa menyatukan kepahaman
agar tujuan dari organisas itu tercapai. Misalkan, dalam suatu organisasi ada
orang Padang dan ada orang Jogja. Orang Padang terkenal dengan semangat
kerjanya yang tinggi, tak mudah menyerah sementara itu orang Jogja terkenal
dengan kerjanya yang lambat dan terkesan menunda-nunda. Itu perusahaan lintas
budaya tetapi masih dalam satu negara. Perusahaan lintas budaya dengan
perbedaan budaya antar negara lebih kompleks. Ini biasa terjadi dalam
perusahaan yang sudah mengglobal. Pertanyaannya adalah apakah para karyawan
yang berasal dari budaya yang berbeda-beda mulai dari suku, ras, etnis, bahkan
antar negara bisa bekerja sama membangun perusahaan yang ditempati? Ataukah
justru mereka bisa menjadi bumerang bagi perusahaan yang mereka tempati
sendiri?
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar