Rabu, 21 Maret 2012

Artikel Kesehatan Mental

NAMA : FIONA CHANDRADEWI
KELAS : 2PA01
NPM : 12510789




Kesehatan mental adalah kondisi yang terdapat di dalam diri seseorang dimana ia merasa nyaman dan aman berada di tempat tersebut, sehingga terjadilah keselarasan dalam mengembangkan fungsi jiwa dan fungsi  masing-masing anggota tubuhnya. Orang yang tergolong sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari penyakit jiwa dan dapat mengembangkan seluruh potensinya agar mencapai keselarasan fungsi jiwa. Namun, di samping itu tidak semua orang memiliki mental yang sehat. Ada juga orang yang mengalami kurang sehat mental dengan gejala berikut ini :
Orang yang kurang sehat mentalnya selalu merasa gelisah, iri hati, sedih, rendah diri dan merasa tidak mampu dalam menyelesaikan semua masalah yang ada. Pikirannya pun akan dipengaruhi oleh hal tersebut, misalkan di dalam melakukan sesuatu, atau mengerjakan pekerjaan sering tidak konsentrasi, menjadi pemalas dan sering lupa. Selain itu, orang yang mengalami kurang sehat mental sering bersikap serta bertingkah laku yang tidak menyenangkan bagi orang yang berada di sekitarnya, seperti mudah marah, senang melihat orang lain menderita, menyiksa orang lain, dan sebagainya.
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang, diantaranya :


a.  Faktor internal, yaitu faktor yang muncul serta berasal dari dalam diri sendiri, yaitu mencakup minat, bakat dan sifat-sifat yang ada di dalam dirinya, sehingga setiap orang akan memiliki bakat dan sifat yang berbeda-beda. Contoh : A memiliki bakat di bidang musik lalu B di bidang olahraga. A memiliki sifat yang ramah kepada semua orang, sedangkan B memiliki sifat yang cuek serta kurang peduli
b.  Faktor eksternal, yaitu faktor yang muncul serta berasal dari luar diri seseorang, seperti hubungan orang-orang yang berada di sekitar, terutama keluarga serta bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, seperti teman-teman. Selain itu juga ada faktor lain, seperti agama, dan pendidikan. Contohnya saja kalau kita bersungguh-sungguh mempelajari agama kita lebih dalam lagi, kemungkinan kita tidak akan melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

sumber :
 http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=64
http://vaykaa.blogspot.com/2012/03/kesehatan-mental.html

Minggu, 18 Maret 2012

Fenomena dan teori kesmen


NAMA : FIONA CHANDRADEWI
KELAS : 2PA01
NPM : 12510789

Fenomena yang marak terjadi pada saat ini adalah pemerkosaan yang sering terjadi dan dilakukan oleh seorang atau sekelompok pria terhadap wanita yang kemungkinan tidak dikenalnya. Pemerkosaan dapat terjadi dimana saja, seperti di angkutan umum, dan di tempat-tempat yang sepi. Pria tersebut menyalurkan hasrat seksualnya kepada wanita tersebut karena mungkin sudah tidak bisa mengendalikan nafsu birahinya dan tidak berfikir secara rasional serta tidak menggunakan logika lagi. Akhirnya ia melakukan cara seperti itu untuk mendapatkan kepuasanan seksualnya. Perlakuan pria tersebut akan sangat membawa dampak yang besar sekali bagi kesehatan mental wanita (korban).


Kesehatan mental menurut teori Psikoanalisis Freud
ada 3 struktur kepribadian, yaitu :
1. Id
Merupakan kondisi psikologis seseorang yang asli dan berisikan hal-hal secara psikologis yang diwariskan serta sudah ada sejak lahir. Id bekerja dengan menggunakan prinsip kenikmatan (pleasure principle). Semua keinginan-keinginan yang menyenangkan akan mucul melalui id seperti hasrat seksual.

2. Ego
Berfungsi sebagai pengontrol segala tindakan yang ingin dipuaskan oleh id, memutuskan insting mana yang akan dipuaskan beserta caranya. Ego bekerja dengan menggunakan prinsip kenyataan (reality principle). Dalam hal ini, pria ingin menyalurkan hasrat seksualnya (id), dan ego melihat kenyataan yang terjadi bahwa wanita tersebut bukanlah istrinya. Maka dari inilah pria memilih antara menjadikan kenyataan dari keinginannya tersebut atau mengendalikan nafsunya.

3. Super Ego
   Nilai-nilai moral yang ditanamkan oleh orang tua kepada anaknya atau yang sudah ada di dalam masyarakat secara turun temurun. Super ego merupakan cerminan dari perbuatan seseorang yang menentukan benar atau salah perbuatan yang telah dilakukannya. Disini, seorang pria yang telah melakukan pemerkosaan akan menerima omongan dari orang sekitarnya dan sapat dikatakan abnormal serta memiliki mental yang tidak sehat.

Bagi wanita yang menjadi korban, hal tersebut akan membawa dampak yang besar. Ia akan merasa sangat terpukul, malu, dan merasakan trauma yang cukup besar. Trauma tersebut berlangsung lama dan kejadian itu akan selalu ada di dalam pikirannya. Mental wanita tersebut pun menjadi terganggu, bisa saja ia menjadi seseorang yang pendiam, pemurung dan hanya bisa menangis  kalau mengingat kejadian tersebut.


sumber :  
http://yesi-echi.blogspot.com/2012/03/fenomena-yang-berhubungan-dengan-teori.html

   


Selasa, 13 Maret 2012

Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental



        Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya. Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini. Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena "berpisah" dari komputernya.
        Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology. Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.
        Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. "Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat." Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
        Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. "Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah," tegasnya. Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Efek%20Psikologis%20Facebook%20bagi%20Kesehatan%20Mental&&nomorurut_artikel=309

Kesehatan Mental

Kesehatan Mental
Prof. Dr. Zakiah Daradjat


Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan. Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya  yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi. Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan tetapi lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang  yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak bersemangat. Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan  atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah dianalisa, dicari sebab-sebab yang dimenimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lain.

Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah. Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu ; perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini semua tergolong kepada gangguan jiwa, sedangkan sakit jiwa adalah jauh lebih berat.



Perasaan
Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu dsb. Untuk jelasnya marilah kita tinjau tiap-tiap persoalan dengan contohnya.

Rasa Cemas
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui ada yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasan gelisah dan mencemaskan itu.  Terlalu banyak hal-hal yang banyak menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya.

Iri Hati
Seringkali orang mrrasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasan ini bukan karena kebusukan hatinya seprti biasa di sangka orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya.

Rasa Sedih
Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang menyedihkannya sehingga air mukannya selalu membanyangkan kesedihan, kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya.

Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali terjadi. Banyak kita melihat orang yang tidak pernah gembira dalam hidupnya. Sebabnya bermacam-macam, ada ibu yang merasa kesepian karena anak-anaknya sudah, tidak memerlukannya lagi, sedang bapak tidak lagi seperti dulu. Sebaliknya ada bapak yang merasa sedih karena istrinya yang dulu selalu memperhatikan makanan dan minumannya, sekarang telah sibuk mengurus rumah tangga dan anaknya. Kesedihan-kesedihan seperti itu, tidak disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh kesehatan mental yang terganggu.

Rasa rendah Diri
Rasa rendah diri dan tidak percaya diri banyak sekali terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi dan tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua. Disamping itu mungkin pula akibat pengaruh pendidikan dan perlakuan yang diterimanya waktu masih kecil.

Rasa rendah diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani mengemukakan pendapat (karena takut salah), tidak berani bertindak atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang). Lama kelamaan akan hilang kepercayaan pada dirinya, dan selanjutnya ia juga kurnag percaya kepada orang. Ia akan lekas marah atau sedih hati, menjadi apatis dan pesimis.

Bahkan rasa rendah diri itu mungkin akan menyebabkan ia suka mengeritik orang lain, dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat sombong. Dalam pergaulan ia menjadi kaku, kurang disenangi oleh kawan-kawannya, karena mudah tersinggung dan tidak banyak ikut aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.

Pemarah

Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. Marah sebenarnya adalah ungkapan dari perasan hati yang tidak enak, biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan, tidak tercapai yang diinginkannya. Apabila orang yang sedang merasa tidak enak, tidak puas terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan menjadi marah. Mungkin anak, istri atau siapapun akan menjadi sasaran kemarahannya yang telah lama ditumpuknya itu. (Bersambung….)


 http://refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=64